Jumat, 02 Maret 2012

Sungai Tabalong


 

Sungai Tabalong
Sungai Tabalong adalah sebuah sungai yang melintasi dan mengalir di wilayah Kabupaten Tabalong, provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Sungai ini bermuara di Sungai Negara. Sungai ini berujung di dua anak sungai, yakni Sungai Tabalong Kiri dan Sungai Tabalong Kanan.
Sungai ini memiliki panjang 45 km, lebar 80 meter dan kedalaman rata-rata 3,5 meter.[1]

Sungai Negara




Peta aliran Sungai Negara dan cabang-cabangnya yang bermuara di Sungai Barito.
Sungai Negara (bahasa Banjar: Sungaî Nagarā) adalah sebuah sungai yang mengalir di wilayah Kalimantan bagian tenggara, tepatnya di provinsi Kalimantan Selatan. Sungai ini merupakan sungai terpanjang kedua di Kalsel setelah Sungai Barito. Sungai ini merupakan anak sungai Barito sehingga muaranya berada di Sungai Barito. Muara Sungai Negara berada di wilayah perbatasan antara Barito Kuala dan Tapin. Sungai ini berujung di wilayah pegunungan Meratus di Kabupaten Tabalong.

Sungai Martapura


 


Sungai Martapura atau Sungai Banjar Kecil adalah anak sungai Barito yang muaranya terletak di kota Banjarmasin dan di hulunya terdapat kota Martapura ibukota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Nama sungai ini diambil dari nama kota Martapura, yang terletak di sebelah hulu kota Banjarmasin. Nama Martapura diberikan oleh raja Banjar ke-4 Sultan Mustain Billah sebagai ibukota yang baru didirikan kira-kira pada tahun 1630 setelah dipindah dari Banjarmasin.[5] Nama kuno sungai Martapura adalah sungai Kayutangi.[6] Nama lainnya yang dahulu digunakan adalah Sungai Tatas[7], mengacu kepada delta Pulau Tatas, daerah yang pada 13 Agustus 1787 menjadi milik VOC-Belanda (kotta-Blanda) dan sekarang merupakan pusat kota Banjarmasin modern. Nama lain kota Banjarmasin adalah kota Tatas.

Sungai Barito







Sungai Barito atau sungai Dusun atau sungai Banjar Besar atau Sungai Banjarmasin adalah wilayah di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Barito. Nama Barito diambil berdasarkan nama daerah Barito yang berada di hulu termasuk wilayah provinsi Kalimantan Tengah, tetapi sering dipakai untuk menamakan seluruh daerah aliran sungai ini hingga ke muaranya pada Laut Jawa di Kalimantan Selatan yang dinamakan Muara Banjar/Kuala Banjar. Sendimentasi atau pendangkalan di sungai Barito semakin parah akibat semakin meluasnya alih fungsi lahan dan berkurangnya tutupan lahan di Kalimatan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Sungai Barito disebut juga Sungai Banjar (Banjar river) atau Sungai Cina (China river).

Sungai Melawi


Sungai Melawi
Mata air Air Terjun Nokan Nayan, Ambalau
Mulut sungai Sungai Kapuas
Negara DAS Indonesia
Panjang ... km
Ketinggian mata air ...
Luahan rata-rata ... m³/s
Wilayah DAS ... km²
Sungai Melawi adalah salah satu sungai yang ada di Kabupaten Sintang. Sungai Melawi berujung pada Sungai Kapuas tepat di tengah-tengah kota Sintang dan berhulu salah satunya di Air Terjun Nokan Nayan yang terletak di Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang.

Sungai Kapuas


Kapuas


Sungai Kapuas dilihat dari Jembatan Kapuas
Sungai Kapuas dilihat dari Jembatan Kapuas
Mata air Pegunungan Muller
Mulut sungai Selat Karimata
Negara DAS Indonesia
Panjang 1.143 km
Ketinggian mata air ...
Luahan rata-rata ... m³/s
Wilayah DAS ... km²


Sungai Brantas



Litografi Sungai Brantas berdasarkan lukisan A. Salm (1865-1872)

Sungai Brantas sebelum tahun 1940
Sungai Brantas adalah sebuah sungai di Jawa Timur yang merupakan sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo.
Sungai Brantas bermata air di Desa Sumber Brantas (Kota Batu), lalu mengalir ke Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto. Di Kabupaten Mojokerto sungai ini bercabang dua manjadi Kali Mas (ke arah Surabaya) dan Kali Porong (ke arah Porong, Kabupaten Sidoarjo). Kali Brantas mempunyai DAS seluas 11.800 km² atau ¼ dari luas Provinsi Jatim. Panjang sungai utama 320 km mengalir melingkari sebuah gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung Kelud. Curah hujan rata-rata mencapai 2.000 mm per-tahun dan dari jumlah tersebut sekitar 85% jatuh pada musim hujan. Potensi air permukaan pertahun rata-rata 12 miliar m³. Potensi yang termanfaatkan sebesar 2,6-3,0 miliar m³ per-tahun.

Sungai Opak


           Sungai Opak atau Kali Opak adalah nama sungai yang mengalir di Daerah Istimewa Yogyakarta. Alirannya melintasi kabupaten Sleman dan kabupaten Bantul.
Hulu sungai ini berada di Gunung Merapi, lalu mengalir sepanjang sekitar 19 kilometer dengan muara menghadap ke Samudra Hindia di Pantai Samas. Sungai ini melintas sisi barat Taman Wisata Candi Prambanan dan pernah menjadi batas alami wilayah Kesultanan Yogyakarta dengan Kasunanan Surakarta. Beberapa anak sungainya antara lain Sungai Code, Kali Gajahwong, dan Kali Oyo.
Saat gempa bumi melanda wilayah Yogyakarta 27 Mei 2006, pihak Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyatakan pusat gempa (episentrum) berada di kawasan Pantai Samas atau tepatnya di muara Sungai Opak, pada koordinat 8,007 derajat Lintang Selatan, 110,286 derajat Bujur Timur.

Saluran Mataram


        Saluran Mataram adalah kanal irigasi yang menghubungkan Kali Progo di barat dan Sungai Opak di timur. Masyarakat lebih mengenal nama populernya, Selokan Mataram. Selokan Mataram ini terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta dan menjadi bagian dari Jaringan Saluran Induk Mataram.
Selokan Mataram memiliki panjang 31,2 km dan dibangun pada Masa Pendudukan Jepang. Kala itu Jepang sedang menggalakkan Romusha untuk mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia ataupun untuk membangun sarana prasarana guna kepentingan perang Jepang melawan Sekutu di Pasifik. Di tengah gencar-gencarnya Romusha, Raja Yogyakarta saat itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX berusaha menyelamatkan warga Yogyakarta dari kekejaman Romusha. Dengan berpikir cerdik, Beliau melaporkan kepada Jepang bahwa Yogyakarta adalah daerah minus dan kering, hasil buminya hanya berupa singkong dan gaplek. Dengan laporan tersebut Sri Sultan mengusulkan kepada Jepang agar warganya diperintahkan untuk membangun sebuah selokan saluran air yang menghubungkan Kali Progo di barat dan Sungai Opak di timur. Dengan demikian lahan pertanian di Yogyakarta yang kebanyakan lahan tadah hujan dapat diairi pada musim kemarau sehingga mampu menghasilkan padi dan bisa memasok kebutuhan pangan Tentara Jepang.
Ternyata usulan Sri Sultan disetujui Jepang dan terbebaslah warga Yogyakarta untuk ikut Romusha, melainkan dialihkan untuk membangun saluran air yang sebenarnya untuk kemakmuran warga juga. menurut legenda juga diceritakan bahwa Sunan Kalijaga pernah berujar bahwa Yogyakarta bisa makmur jika Kali Progo dan Sungai Opak bersatu. Hal tersebut mungkin ada benarnya, namun kedua sungai itu bukan bersatu secara alami melainkan disatukan dengan saluran air. Kenyataannya, warga Yogyakarta sekarang lebih makmur daripada sebelum adanya Selokan Mataram dan selokan itu telah mengairi ribuan hektar lahan pertanian yang sampai saat ini masih menghijau pada saat musim kemarau.

Sungai Lusi

        Sungai Lusi adalah sebuah sungai yang melintas di tengah-tengah Kabupaten Grobogan dari timur mulai dari Bulu Kabupaten Rembang hingga bertemu dengan Kali Serang di Penawangan Kabuapten Grobogan Jawa Tengah. Sungai ini terletak di antara pegunungan Kapur Utara dan pegunungan Kendeng.

Sungai Juwana


       Sungai Juwana adalah sebuah sungai yang melintasi Kota Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah.
Di Babalan ini, Sungai Juwana bertemu dengan Sungai Serang atau Sungai Lusi yang bermuara di Waduk Kedungombo. Karena terhubung dengan Waduk Kedungombo inilah yang menjadikan salah satu penyebab sering meluapnya Sungai Juwana.

Bengawan Solo



Bagian Bengawan Solo di Bojonegoro

Bengawan Solo di tahun 1860-an (litografi berdasarkan lukisan oleh Abraham Salm)
Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa, Indonesia dengan dua hulu sungai yaitu dari daerah Pegunungan Kidul, Wonogiri dan Ponorogo, selanjutnya bermuara di daerah Gresik. "Bengawan" dalam bahasa Jawa berarti "sungai yang besar". Di masa lalu, sungai ini pernah dinamakan Wuluyu[1], Wulayu, dan Semanggi (dieja Semangy dalam naskah bahasa Belanda abad ke-17)[2].

Ci Tarum



Ci Tarum[1] adalah sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sungai dengan nilai sejarah, ekonomi, dan sosial yang penting ini sejak 2007 menjadi salah satu dari sungai dengan tingkat ketercemaran tertinggi di dunia. Jutaan orang tergantung langsung hidupnya dari sungai ini[2], sekitar 500 pabrik berdiri di sekitar alirannya, tiga waduk PLTA dibangun di alirannya, dan penggundulan hutan berlangsung pesat di wilayah hulu.

Ci Sanggarung


Ci Sanggarung adalah sungai di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah pada bagian utara (di bagian selatan kedua provinsi dipisahkan oleh Ci Tanduy). Sungai ini cukup besar untuk dimasuki perahu-perahu nelayan. Jembatan jalan raya lintas utara Jawa yang melintasi sungai ini pada kedua sisinya terdapat gapura selamat datang untuk kedua provinsi ini.

 Dari Wikipedia bahasa Indonesia,

Ci Sadane




Tji Sedane tempo doeloe, dekat Batutulis, Bogor
Ci Sadane adalah salah satu sungai besar di Pulau Jawa yang bermuara ke Laut Jawa.
Hulu sungai ini berada di Gunung Salak, melintas di sisi barat Kabupaten Bogor, terus ke arah Kabupaten Tangerang. Ci Sadane pada bagian hilir cukup lebar dan dapat dilayari oleh kapal kecil.
Pada abad ke-16 Tangerang telah menjadi salah satu pelabuhan yang berada di tepi sungai ini (disebut oleh Tome Pires sebagai Tamgaram), namun kemudian kalah oleh perkembangan Banten dan Batavia.

Ci Punegara



Ci Punegara adalah suatu sungai di Jawa Barat. Panjangnya 148 kilometer.

Ci Manuk




Jembatan di atas sungai Cimanuk dekat Kadipaten, Majalengka, di masa Hindia Belanda. Jembatan ini dilewati Grote Postweg (Jalan Raya Pos).

Ci Kapundung



Waduk Ci Kapundung di masa Hindia Belanda
Ci Kapundung adalah sungai yang membelah Kota Bandung. Dari kawasan utara menuju selatan yang bermuara di Ci Tarum. Sungai ini berhulu di utara Kota Bandung tepatnya di daerah Lembang yang airnya berasal dari Curug Ciomas. Sepanjang aliran sungai ini penuh dengan pemukiman, perdagangan, dan lain-lain yang memanfaatkan fungsi dari sungai tersebut.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia,

Ci Beet



       Ci Beet adalah anak sungai Ci Tarum yang menjadi batas alami antara Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang. Ci Beet merupakan salah satu sungai yang memasok air ke saluran irigasi Tarum Barat atau biasa disebut Kalimalang.


Sungai Batang Hari


Batang Hari
Pertemuan Batang Hari dengan Batang Tembesi, foto diambil sekitar tahun 1877-1879

Ci Liwung



Ci Liwung di daerah Bogor dengan latar belakang G. Salak dari akhir abad ke-19. Foto koleksi Tropenmuseum Amsterdam.




Kali Progo


     Kali Progo adalah sebuah sungai yang mengaliri Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta di Indonesia. Di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sungai ini menjadi batas alami Kabupaten Kulonprogo dengan Kabupaten Sleman dan Bantul.
Sungai ini bersumber dari lereng Gunung Sumbing yang melintas ke arah tenggara. Di daerah Ngluwar, Kabupaten Magelang, Kali Progo dibendung menjadi 2 aliran untuk sarana irigasi bagi masyarakat Yogyakarta oleh Belanda. Bendungan ini dikenal sebagai "Ancol Bligo" yang sekarang menjadi tempat rekreasi warga. Aliran irigasi ini yang satu mengalir dari Ngluwar menuju ke arah Timur membelah Kabupaten Sleman dan menuju ke Kabupaten Klaten dan dikenal sebagai Selokan Mataram (atau "Selokan Van Der Wijck"), sedangkan yang satunya mengalir di Kabupaten Kulonprogo menyururi lembah pegunungan Menoreh. Kali Progo bermuara di Pantai trisik, di pesisir selatan Jawa.
Terdapat beberapa anak sungai yang mengalir ke Progo, seperti Kali Krasak (hulu di Gunung Merapi), Kali Elo, Kali Deres, Kali Kuas dan Kali Tinalah.